Heru
Heru Hanya sebuah situs webLog sederhana sebagai media belajar dan berbagi, dengan harapan semoga dapat bermanfaat untuk semua.

PUISI, Pengertian, Macam, serta cara menyampaikannya


Pengertian Puisi

Puisi adalah hasil sastra yang diubah dengan kata-kata pilihan yang terikat dengan berbagai syarat, seperti : bait, sajak, irama, dll.
Puisi adalah karya sastra yang menggunakan kata-kata yang sulit dipahami. Penggunaan gaya bahasa antara pengarang satu dengan pengarang yang lain biasa berbeda.


Macam-Macam Puisi

Pada pembahasan ini, Penulis akan menjelaskan macam-macam puisi. Puisi jika dilihat dari segi waktunya, dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Syair Puisi lama yang terdiri dari 4 baris dan pola persajakannya a a a a.
2) Pantun Puisi lama yang terdiri dari 4 baris dan pola persajakannya a b a b.
3) Gurindam Puisi lama yang terdiri dari 2 baris dan pola persajakannya aa.


Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang pemakaian bahasa tidak bebas dan berirama terikat, missal berpola :
a b a b.
Pemahaman dari puisi lama sangat sulit. Pada puisi lamabersifat anonim (tanpa nama pengarang). Di bawah ini terdapat macam-macam puisi lama, yang meliputi :


Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang pemakaian bahasanya lebih bebas dan persajakannya tidak terikat. Pemahaman puisi baru lebih mudah dari pada puisi lama. Pada puisi baru nama pengarang dicantumkan. Di bawah ini telah dijabarkan macam puisi baru, yang meliputi :
1) Distikhon (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris).
2) Tersina (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 3 baris).
3) Sektat (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris).
4) Septim (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris).
5) Stanza (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris).
6) Sonata (Puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 14 baris).


Cara Menyampaikan Puisi

Berdasarkan sumber yang didapat oleh penulis, penyampaian puisi dapat dilakukan dengan cara deklamasi. Deklamasi adalah pembacaan puisi dengan disertai gerak dan mimik wajah yang sesuai dengan isi puisi atau kegiatan mendemonstrasikan puisi tanpa menggunakan naskah.
Mendeklamasikan puisi lebih banyak didukung oleh gerakan-gerakan yang lebih bebas leluasa, karena karena sang deklamator tidak memegang naskah di tangannya tetapi seorang deklamator harus menampilkan gerakan-gerakan yang wajar tidak berlebih-lebihan. Gerakan-gerakan yang ditampilkan harus benar-benar sesuai dengan suasana dan isi puisi yang dibawakan.
Berhasilnya seorang deklamator terletak pada kemampuan menghayati dan menjiwai puisi yang dibawakannya. Deklamator harus mampu menelusuri isi puisi dengan penuh perasaan. Sebelum calon deklamator tampil perlu membaca puisi yang akan dibawakannya secara berulang-ulang sehingga dapat menangkap kesan suasana dari puisi tersebut .
(Heru)

Heru  Hanya sebuah situs webLog sederhana sebagai media belajar dan berbagi, dengan harapan semoga dapat bermanfaat untuk semua.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.