Heru
Heru Hanya sebuah situs webLog sederhana sebagai media belajar dan berbagi, dengan harapan semoga dapat bermanfaat untuk semua.

Manfaat Dan Keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas

Manfaat Dan Keterbatasan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai manfaat yang cukup besar, baik itu bagi guru, proses pembelajaran, maupun bagi sekolah. Mari kita bahas satu persatu.

Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Secara garis besar penelitian tindakan kelas terbagi atas tiga manfaat, yakni:

1. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru.

Bagi seorang guru atau saat ini disebut sebagai tenaga pendidik penelitian tindakan kelas memiliki manfaat sebagai berikut.

Penelitian tindakan kelas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK yaitu adanya perbaikan terhadap pembelajaran dari sebelumnya. Perbaikan ini akan menimbulkan rasa puas bagi tenaga pendidik atau guru dikarenakan ia sudah melakukan sesuatu yang berguna meningkatkan kualitas dari pembelajaran yang ia kelola.

Selain itu, hasil dari PTK yang didapatnya dapat disebarluaskan kepada rekan sejawat, sehingga mereka mungkin juga tergerak untuk mengaplikasikan hasil PTK tersebut, atau minimal mencoba melakukan perbaikan bagi pembelajaran di kelasnya.

Dengan malaksanakan penelitian tindakan kelas, seorang guru bisa berkembang secera profesional dikarenakan ia dapat menunjukkan kemampuannya dalam menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain, guru akan memiliki kemampuan dalam menunjukkan otonominya sebagai pekerja yang profesional. Seperti diketahui, sebagai pekerja profesional guru dituntut untuk mampu mengembangkan dirinya dari seorang pemula (novice) semapai ke ahli (expert), sebagaimana yang dikemukakan oleh Riel (1998) dari entry ke mentor sampai master teacher.

Hopkins (1993) mengemukakan salah satu tema yang didengungkan dalam profesionalisme mengejar adalah perubahan dari individulaisme ke kolaborasi serta dari supervisi ke mentoring, yang membawa dampak adanya perubahan relasi atasan-bawahan menjadi relasi kolegial, dan dari hubungan hierarkikal menjadi hubungan dalam tim.

Perkembangan profesional seseorang memang ditentukan oleh banyak faktor, dan salah satunya bagi guru adalah kemampuan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas atau kemampuan mengambil peran sebagai peneliti di kelasnya sendiri. Sudah jelas bahwa dengan PTK mampu mendorong guru agar tumbuh berkembang menjadi pekerja yang profesional di bidangnya.

Seorang guru mampu mengenal kelemahan dan kekuatannya, yang kemudian ia pun mampu mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya. Selanjutnya, seorang guru mampu belajar dari tindakan yang dilakukannya untuk mengadakan perbaikan, yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan revisi terhadap rencana berikutnya, dengan kata lain kemempuan profesional seorang tenaga pendidik atau guru berlangsung secara sistematis dan bertahap.

Penelitian tindakan kelas akan membuat guru menjadi lebih percaya diri. Jika PTK mampu membuat seorang guru berkembang sebagai pekerja profesional, maka sebagai konsekuensinya PTK juga mampu membuat guru menjadi lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kenerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan yang kemudian mengembangkan alternatif untuk mengatasi kelemahannya menunjukkan dengan jelas bahwa guru tersebut penuh percaya diri.

Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri sendiri. Guru tak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan oleh orang lain, akan tetapi guru sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran.

Hasil yang ditemukan oleh guru sendiri merupakan suatu dorongan yang kuat bagi guru tersebut untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan. Inilah yang menurut Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto (1998) yang diistilahkan sebagai theorizing by practitoeners, yang membangun sendiri pengetahuan (self-constructed knowledge) yang berupa personal theory atau theory -in-use.

2. Manfaat PTK bagi pembelajaran peserta didik.

Jika kita kembali mengacu pada karakteristik PTK, maka kita tentu akan sepakat bahwa PTK mempunyai manfaat yang sangat besar bagi pembelajaran dikarenakan tujuan PTK adalah memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman, & Hadisubroto, 1998).

Dengan adanya PTK maka kesalahan dalam proses pemebelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut. Jika kesalahan dapat diperbaiki segera maka hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat. Sebaliknya jika kesalahan dalam proses pembelajaran dibiarkan berlarut, maka guru akan tetap mengajar dengan cara tyang sama sehingga hasil belajar siswa pun akan tetap sama, bahkan mungkin cenderung menurun. Dengan demikian ada hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil belajar.

Disamping dapat meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksanakan oleh guru juga dapat menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil dalam melaksankan PTK akan selalu kritis  terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa atau peserta didik akan merasa mendapatkan perhatian khusu dari guru atau tenaga pendidik.

Sikap kritis ini dapat menjadi model bagi siswa untuk selalu menyikapi kinerjanya dengan melakukan analisis sperti yang dilakukan oleh gurunya meskipun siswa tidak paham dan mungkin tidak mengetahui guru sedang melakukan penelitian tindakan kelas disamping mengejar, tetapi perilaku guru yang juga berperan sebagai peneliti dapat menjadi model yang baik bagi para siswa sehingga diharapkan para siswa juga dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri.

3. Manfaat PTK bagi sekolah atau madrasah

Sekolah yang memiliki guru yang terampil didalam melaksanakan PTK tentunya juga akan diuntungkan dan memetik manfaat. Ini sejalan sebagaimana yang diargumentasikan oleh Hargreaves (dalam Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi pada diri para guru telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa. "there is little school development without teacher development; and there is little teacher development without school development" (dalam Hopkins, 1993, hal. 218), menunjukkan hubungan perkembangan sekolah yang betapa eratnya dengan perkembangan kemampuan guru. Suatu sekolah tidak akan berkembang atau hanya sedikit sekali perkembangannya tanpa berkembangnya kemampuan guru, demikian pula sebaliknya.

Sekolah yang memiliki guru yang sudah mampu membuat perubahan kearah yang lebih baik mempunyai kesempatan untuk berkembang pesat. Berbagi perbaikan dalam penanggulangan berbagai masalah siswa akan terwujud, pebaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan berbagai berbagai kesulitan mangjar yang dialami oleh guru atau tenaga pendidik.

Pendekatan penelitian tindakan yang dilaksanakan di dlam kelas dapat dilaksanakan dalam pengelolaan kegiatan sekolah secara keseluruhan. Terjalinnya hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh dari rasa saling membutuhkan akan menciptakan iklim kerja sama yang kondusif dalam memajukan sekolah atau madrasah.

Dengan sudah terbiasanya guru melakukan penelitian tindakan kelas, maka berbagai strategi atau teknik pembelajaran akan dihasilkan dari sekolah tersebut untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. Dengan demikian sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk nerubah secara menyeluruh. Dalam konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional guru, perbaikan proses dan hasil belajar siswa serta kondusifnya iklim pendidikan yang berjalan di sekolah tersebut.

Keterbatasan penelitian tindakan kelas.

Paling tidak terdapat dua keterbatasan yaitu masalah validitas dan generalisasi.

1. Validitas penelitian tindakan kelas.

Validitas, atau yang kita maksud dengan kesasihan PTK sebagai penelitian ilmiah masih sering dipertanyakan. Agak longgarnya metodologi yang lebih bersifat informal meskipun dijaga keobjektifannya terkadang masih menimbulkan keraguan. Pakah kaidah-kaidah penelitian ilmiah dapat dijaga selama pengumpulan data, dan apakah tidak ada manipulasi data yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa karena perintah guru, ini yang sering menjadi pertanyaan?

Namun jika kita mau jujur, seorang guru atau pendidik tentu tidak mungkin melakukan manipulasi sesuatu untk memperbaiki hasil belajar siswa. Meski demikian para peneliti masih sering mempertanyakan kesahihan penelitian yang dilakukan sendiri oleh guru di dalam kelasnya, sebagaimana yang disaratkan oleh Winter (dalam Mc Taggart, 1991).

2. Generalisasi penelitian tindakan kelas.

Sejalan dengan pemasalahan pada validitas PTK, hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan dikarenakan memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu saja. Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa satu teknik efektif untuk eningkatkan motivasi siswa kerena sampel penelitian hanya satu kelas, yang merupakan kelas khusus.

Penelitian tindakan kelas memang merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri yang bertujuan untuk memperbaiki aspek pembelajaran tertentu yang terjadi di kelas tersebut.

Meski demikian, hasil dari penelitian tersebut tentu dapat diuji cobakan oleh guru yang lain dengan tetap mempertimbangkan berbagai modifikasi sesuai dengan kondisi kelasnya.


Heru  Hanya sebuah situs webLog sederhana sebagai media belajar dan berbagi, dengan harapan semoga dapat bermanfaat untuk semua.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.